Apa itu start-up? Beberapa tahun belakangan start-up tengah ramai diperbincangkan. Tidak hanya pada tingkat mancanegara tetapi juga di Indonesia. Apabila menyebutkan skata ‘start-up’ langsung terlintas pertama kali adalah brand dari Bukalapak, Gojek, Bukalapak, Traveloka, dan Tokopedia
Itulah deretan pemain start-up dalam negeri yang telah sukses mengusung layanan digital. Sebelum mengupas tuntas start-up anda wajib tahu apa itu start-up Agar tidak salah kaprah ketika memijakkan kaki dalam bisnis digital.
Pengertian Start-Up
Start-up atau perusahaan rintisan merupakan bisnis yang baru berdiri dan tengah berkembang dengan dukungan layanan digital. Bisnis terpopuler pada era revolusi industri 4.0 satu ini lebih kental dengan inovasi dan kreativitas tidak terbatas. Adapun elemen yang menjalankan start-up dikenal sebagai kelompok kerja minimalis.
Faktanya masih banyak orang bertanya-tanya apa itu start-up? Melirik dari sisi etimologis berasal dari serapan bahasa Inggris. Artinya adalah suatu proses atau tindakan berwadah sebuah usaha bisnis atau organisasi baru yang belum lama beroperasi.
Wikipedia juga turut menyumbangkan definisi start-up yakni perusahaan yang baru didirikan dan sedang dalam fase pengembangan. Dalam menjalankan start-up dilakukan berbagai penelitian baik itu secara digital atau konvensional. Tujuannya agar menemukan sasaran pasar tepat sehingga visi dan misi perusahaan dapat terwujud.
Bukan suatu yang tidak lazim ketika memaknai perusahaan rintisan ini erat hubungannya dengan teknologi, internet, website, sampai media sosial.
Baca juga: 8 Cara Meningkatkan Followers Instagram
Sejarah Bisnis Start-up
Menelusuri awal mula perkembangan start-up memang kental dengan teknologi informasi dan komunikasi. Adapun kepopuleran istilah ini telah ada sejak masa buble dot-com. Periode awal perusahaan dot-com muncul pada 1998 hingga 2000. Saat itulah hampir seluruh perusahaan konvensional mulai berlomba-lomba membuka website pribadi.
Seiring perkembangan internet, dot-com menjelma sebagai ladang bisnis baru. Inilah awal mula kelahiran dan perkembangan start-up. Model perusahaan ini semakin berkembang pesat seiring dengan intensitas pengguna Google meningkat secara global.
Model bisnis yang dikembangkan perusahaan ini memang tidak lepas dari peranan teknologi dan website. Label ‘online’ tidak dapat dipisahkan dari pertumbuhan start-up sendiri.
Baca juga: Cara Membaca Google Analytics
Perkembangan Start-up di Indonesia
Sementara, di Indonesia sendiri perkembangan bisnis ini masuk dalam kategori pesat dan memiliki pengaruh. Berdasarkan hasil studi dari dailysocial.net, setiap bulan selalu lahir founder start-up baru. Hingga sekarang ditemukan lebih dari 1.500 start-up lokal yang dibentuk oleh masyarakat Indonesia.
Lebih lanjut lagi pada 2013 pengguna internet untuk seluruh wilayah Indonesia mencapai angka 70 juta jiwa. Bayangkan, seberapa besar pengguna internet meningkat dari tahun ke tahun.
Hal ini dimanfaatkan oleh para pengembang teknologi kreatif membangun lebih banyak website bentukan start-up. Terlebih lagi, semakin hari daya beli dan permintaan masyarakat atas barang makin meningkat. Mau tidak mau harus ada inovasi industri yang praktis dijangkau dan memenuhi kebutuhan masyarakat yakni melalui teknologi digital.
Adapun jenis start-up paling berkembang di Indonesia diantaranya:
- Start-up game
- Start-up aplikasi dan edukasi
- Start-up e-commerce dan informasi
Baca juga: 5 Strategi Marketing via Instagram
Karakteristik Perusahaan Start-up
Masa-masa globalisasi perkembangan internet dan e-commerce ini menjadikan start-up lebih diidentikan dengan dunia digital. Berikut ini ulasan karakteristik start-up wajib diketahui, pasalnya tidak seluruh perusahaan baru dapat dikategorikan start-up.
1. Usia Perusahaan
Soal usia ideal suatu perusahaan dikatakan start-up adalah kurang dari 3 tahun. Selama periode inilah berbagai strategi bisnis terutama digital diciptakan. Selain itu, perusahaan biasanya mengenjot dari segi layanan.
2. Jumlah Karyawan Minimalis
Apabila pada perusahaan konvensional jumlah karyawannya mencapai ratusan berbeda dengan start-up. Perusahaan rintisan ini mengusung kampanye kelompok kerja minimalis. Biasanya jumlah karyawan start-up kurang dari 25 orang.
3. Sumber Daya Manusia yang Multitasking
Meskipun berbekal sumber daya manusia sedikit tetapi jangan meragukan talenta dari karyawan start-up. Secara keseluruhan perusahaan merekrut individu bertalenta terbaik dan ahli dalam bidang masing-masing. Para penggiat start-up juga menuntut kemampuan multitasking.
4. Semangat Kerja Menggebu-Gebu
Rata-rata pekerja perusahaan rintisan banyak digeluti oleh kaum milineal. Dapat dikatakan usia ideal karyawannya antara 20 hingga 35 tahun. Jadi jangan heran jika semangat karyawannya menggebu-gebu. Terlebih lagi etos kerja dalam start-up selalu waspada dari serangan kompetitor atau pesaing melalui media digital.
5. Bergerak di Bidang Teknologi
Ciri khas dari start-up adalah teknologi yang digelutinya. Hampir 95% perusahaan rintisan di dunia memiliki teknologi tersendiri. Setidaknya paling sederhana memiliki website, media sosial, dan aplikasi resmi sendiri.
6. Target Utama Website
Agar menyukseskan pengembangannya perusahaan start-up idealnya memiliki satu website pribadi. Tanpa website pekerjaan tidak akan berjalan, karena dari sinilah tempat menawarkan dan mempromosikan produk atau jasa.
Khususnya dalam jasa online, pengoperasian biasanya memanfaatkan aplikasi yang dihubungkan dengan website perusahaan. Dalam suatu perusahaan start-up sangat memungkinkan memiliki lebih dari satu website. Tetapi tetap ada website utama yang menaungi anak atau sub website lainnya.
7. Memprioritaskan Konsumen
Target utama dari pendirian start-up adalah mendapatkan konsumen atau pembeli sebanyak-banyaknya. Pasalnya, peluang pasar yang dijangkau lebih besar. Sebuah start-up tidak hanya dapat menembus segmen lokal, bahkan mampu melakukan ekspansi ke mancanegara.
Segmen pasar ini sangat dipengaruhi dari kepuasan konsumen. Terutama kini perkembangan dan pengguna media sosial aktif sangat tinggi. Oleh sebab itu, seluruh start-up selalu menciptakan berbagai inovasi untuk memanjakan konsumen.
Kepuasan konsumen dapat menjadi pengaruh bagi calon pembeli yang mengunjungi website perusahaan atau pengguna aplikasi. Apabila konsumen tidak puas atau kecewa dengan produk atau jasa yang ditawarkan akan berdampak buruk bagi perkembangan perusahaan.
Pendanaan Start-up
Membicarakan perusahaan rintisan tentu tidak lepas dari persoalan pendanaan. Bagaimana mengoptimalkan bidang pendanaan supaya mendukung eksistensi perusahaan tetap berjalan. Apabila prospek perusahaan start-up lebih tinggi, biasanya berpeluang memperoleh pendanaan yang semakin besar. Inilah jenis pendanaan yang biasanya diperoleh perusahaan start-up.
1. Bootstraping
Bootstaping merupakan metode pencarian sumber pendanaan berasal dari sumber daya yang milik. Biasanya pendanaan didapat dengan memanfaatkan link atau kenalan dari founder ataupun co-founder.
Penggiat start-up tidak akan berhenti mencari bootstraping dari investor yang dikenal. Target investor dapat berasal dari orang-orang yang sudah pernah mendanai start-up lainnya. Terutama kelompok orang yang percaya dengan model bisnis digital digunakan perusahaan rintisan.
2. Seed Funding
Cara seed funding dinilai lebih formal dibandingkan pendanaan lainnya. Pasalnya, penggiat atau pemilik start-up akan melakukan presentasi kepada investor atau perusahaan tertentu. Perusahaan inilah yang dirasa dapat memberikan pendanaan bagi start-up.
Adapun presentasi tersebut mengupas ide bisnis perusahaan dan prospek masa depan. Bagaimanan start-up bisa berjalan baik sebelum dan setelah memperoleh pendanaan.
3. Seri-A, B, … Funding
Langkah pencarian pendanaan terakhir ini umumnya dilakukan ketika start-up mulai dikenal dan memiliki nama. Pendanaan dalam seri A, B, hingga Z funding ini dikenal dengan pendaan yang berasal dari Venture Capital. Artinya pendanaan dalam tahap lanjut dimana perusahaan menawarkan saham untuk dijual/diakuisisi. Saham inilah bukti timbal balik dari dana yang dikucurkan oleh investor atau perusahaan.
Setelah menyimak ulasan apa itu start-up serta seluk-beluknya sampai ke tahap pendanaan semoga bermanfaat. Terutama bagi milineal yang ingin merintis perusahaan start-up besutannya sendiri.
Butuh website toko online dan jasa digital marketing untuk bisnis Anda? Hubungi Kami!
