Exposure Awkarin — Perkembangan gadget dan internet yang bertambah pesat membuat seluruh aspek kehidupan meningkat. Terkhususnya dalam dunia digital yakni media sosial memegang peran penting. Sangat mempengaruhi gaya hidup baru, perkembangan budaya, hingga menyentuh bisnis.
Menjalankan bisnis sekarang telah merambat ke profesi dan strategi pemasaran digital. Dulunya memang terbatas melalui medium konvensional yaitu iklan televisi, billboard besar, promosi radio, iklan koran atau majalah, dan brosur.
Kini strategi pemasaran lebih praktis dan efisien melalui media sosial. Sebut saja yang tengah menjadi tren yakni exposure influencer untuk bisnis, bagaimana caranya? Tentunya hal ini bukan menggunakan transaksi pembayaran, tetapi barter antara kebutuhan influencer dengan promosi dari pemilik usaha.
Peluang Tukar Exposure Dengan Influencer
Influencer kini menjadi profesi baru dalam dunia bisnis. Pasalnya banyak pelaku usaha memanfaatkan kerjasama dengan influencer demi menyukseskan penjualan. Dapat dikatakan influencer dianggap sebagai fasilitas pemasaran terdepan. Secara kasat mata apapun yang dilakukan inflluencer berpengaruh terhadap gaya hidup pengikutnya di media sosial.
Modal utama seorang influencer adalah popularitas dan jumlah pengikut akun media sosial yang banyak. Dari sinilah influencer memanfaatkan kesempatan menawarkan kerjasama bisnis berupa exposure.
Bagi influencer yang telah lama berkecimpung di sebagai marketing digital biasanya memiliki tim sendiri untuk menunjang kinerjanya. Jangan salah, kolaborasi bisnis influencer tidak hanya digunakan di Indonesia saja, bahkan di luar negeri banyak influencer menjalani bisnis tersebut.
Case Exposure ‘A Team Awkarin’
Belakangan ini topik exposure sedang booming dari kasus A Team Awkarin. Exposure memang belum dipercaya penuh oleh pelaku bisnis. Sebab dampak dari kolaborasi bisnis menggunakan exposure bersifat skeptis.
Awkarin atau Karin Novilda merupakan influencer tanah air yang sangat trendsetter di zaman ini. Pengikut akun media sosial berjumlah jutaan dimanfaatkan sebagai peluang bisnis, salah satunya exposure. Baginya sebagai seorang influencer “Exposure is money, engagement is the currency and they are real”.
Melalui akun media sosialnya yakni twitter dan instagram beberapa kali menawarkan kerjasam kolaborasi bisnis berupa barter exposure dengan pelaku bisnis atau usaha. Bersama dengan A Team Awkarin akan melakukan berbagai promosi baik melalui story akun instagram ataupun postingan secara berkala.
Adapun hasil yang dirasakan pebisnis setelah barter exposure, diantaranya :
- Popularitas brand meningkat
- Lebih diminati orang banyak
- Menciptakan penilaian atas brand tersebut
- Menambah pengikut dari akun media sosial brand
Tentu saja poin-poin diatas berguna untuk meningkatkan sales brand. Banyak keuntungan yang ditawarkan setelah melakukan barter exposure.
Nilai Exposure
Masyarakat awam masih mempertanyakan bagaimana nilai atau value dari exposure. Sementara para ahli marketing berpendapat exposure disebut sebagai investasi besar agar dapat mengembangkan brand.
Sepanjang hubungan barter exposure mengedepankan nilai-nilai etis dalam berbisnis. Bagi sebagian orang nilai exposure dipandang sebelah mata. Anggapan yang timbul karena proses penawaran barter tersebut dirasa tidak menguntungkan pebisnis.
Oleh sebab itu, harus diteliti lebih detail bagaimana kinerja influencer dan pengaruhnya terhadap brand. Analisa tersebut dipandang dari visi dan misi influencer setelah barter exposure. Perhatikan juga bagaimana engagement dari target audience terhadap influencer.
Intinya yang ditawarkan oleh influencer adalah perkenalan brand dan strategi meningkatkan brand awareness secara digital. Faktanya, nilai exposure mampu melewati efektivitas pemasaran konvensional.
Hal yang tidak kalah penting untuk diingat adalah media sosial memiliki siklus berbeda. Media sosial memungkinkan influencer bekerja setiap saat. Tidak ada istilah istirahat dalam media sosial, jam kerjanya tentatif. Bahkan dimalam hari pun ‘engagement’ dari akun media sosial juga berdampak.
Studi Exposure Oleh Forbes
Forbes juga turut ambil andil dalam studi exposure dari influencer. Melalui situs resminya mengungkapkan 92% pengguna internet mempercayai influencer. Sehingga pemilik usaha atau brand dapat menganalisa nilai exposure dari influencer.
Sebagai pemilik brand juga tidak sembarangan dalam melakukan identifikasi terhadap influencer yang relevan dengan brand. Beberapa pertimbangan pemilihan influencer berdasarkan kategori, gaya hidup, geografi, dan data relevan lainnya.
Menyoal perkiraan hasil dari nilai exposure dapat ditinjau dari analisa engagement dengan audience. Secara ringkas dapat disimpulkan bahwa kegiatan barter exposure merupakan hubungan mutualisme yang mana semua pihak memperoleh keuntungan.
Terlebih lagi semua kegiatan influencer dapat menimbulkan reaksi masyarakat dan engagement. Hal inilah yang menjadi bagian dari siklus bisnis di era digital.
Exposure Bukan Alat Pembayaran
Exposure sesungguhnya tidak dapat didefinisikan sebagai alat pembayaran. Tetapi exposure adalah imbalan kerjasama yang menguntungkan kedua pihak mulai dari persetujuan. Permasalahan promosi modern ini tidak berasal dari pelaku usaha atau pemilik brand. Tetapi bagaimana komunikasi antara influencer dan pebisnis. Akan tetapi dalam kasus exposure awkarin, dirinya membuat banyak orang berpikir bahwa exposure dapat digunakan sebagai alat pembayaran.
Kini setiap pelaku usaha dapat mengirimkan penawaran secara sah dan serius melalui surel atau email. Sementara, influencer yang akan terlibat atau menerima email ada baiknya memperkenalkan diri. Sebab, tidak semua orang mengenal influencer media sosial ataupun youtube.
Exposure memang bukan alat pembayaran tetapi agar pelaku bisnis percaya, influencer harus menunjukkan profesionalitasnya. Caranya dengan memberitahukan keterangan nilai apakah dan manfaatnya yang ditukarkan.
Apabila nilai-nilai dari kolaborasi bisnis barter exposure telah disetujui maka influencer mulai menjalankan tugasnya. Dalam pengiriman kerjasama dengan influencer tidak jauh bedanya dengan melamar pekerjaan. Harus resmi dan sopan. Influencer sendiri sebaiknya mengirimkan portofolio dengan siapa saja bekerjasama dan keberhasilan barter exposurenya.
Baca juga:
Cara Membaca Google Analytics
Berapa Budget Iklan yang Cocok untuk Beriklan di Google?
Apa itu Start-Up?
Langkah Mencari Exposure Influencer
Strategi bisnis melalui media sosial lebih terarah ke pembuatan konten, update sosial media, promosi, hingga memunculkan brand awareness. Dalam upaya membuat brand awareness, pelaku usaha dapat menggunakan jasa influencer. Exposure influencer untuk bisnis, bagaimana caranya? Anda dapat menyimak langkah-langkah strategis menemukan influencer yang tepat berikut ini.
1. Telusuri Campaign Brand
Jangan lupa untuk meninjau campaign semua brand kompetitor brand. Jika event menyentuh bidang lifestyle umumnya influencer lebih fleksibel dan leluasa. Tetapi jika event politik sebaiknya gunakan influencer politik. Anda juga dapat membuat list mengenai tipe-tipe konten yang biasanya dipublikasikan influencer.
2.Tim Influencer
Setiap influencer umumnya memiliki tim yang melakukan back-up dibelakangnya. Anda dapat memanfaatkan sosial media instagram untuk mendeteksinya. Jika masih ragu dapat dicek profil anggota tim satu persatu. Setelah itu barulah hubungi tim atau management influencer tersebut. Misalnya saja jika Anda merasa membutuhkan exposure awkarin, Anda bisa langsung melihatnya di social media dan menghubungi tim yang bersangkutan.
3. Mengirim Email
Tahapan selanjutnya jika ingin mengirim penawaran kolaborasi, promosi, hingga barter exposure melalui email. Isi email penawaran tersebut tidak sembarangan. Anda harus membuat image yang baik di mata influencer.
Elemen email harus lengkap mulai dari subject, perkenalan, isi, penutupan, dan lampiran. Agar influencer tertarik menjalankan kerjasama dengan bisnis Anda.
4. Menyelesaikan Transaksi
Setelah email penawaran anda diterima dan disetujui, langkah akhirnya dengan menyelesaikan transaksi atau disebut closing. Kolaborasi barter exposure sebaiknya dilakukan secara resmi. Caranya dengan membuat dan menyepakati perjanjian kerjasama antara influencer dan pelaku bisnis.
